Sepuluh suku primitif yang menghindari peradaban modern

Disebutkan masih ada 100 suku primitif yang masih ada di tempat yang terisolasi di muka bumi ini. Suku – suku primitif ini masih menjaga tradisi kuno mereka hingga saat ini, dan tradisi kuno mereka ini justru memberikan banyak informasi bagi para ahli antropologi untuk memahami budaya mereka yang telah bertahan selama berabad – abad. Berikut adalah sepuluh suku primitif yang menghindari peradaban modern.

10. Bangsa Surma
20140418-143308.jpg
Bangsa Surma adalah sekelompok suku yang memiliki beragam kebudayaan. Mereka menetap di selatan Sudan dan barat daya Ethiopia. Bangsa Surma memiliki tiga bahasa utama : bahasa Suri, Mursi dan Me’en. Selama bertahun – tahun mereka menghindari kontak dengan budaya barat. Meski orang – orang barat sudah mengenal bibir piring yang sudah menjadi ciri khas mereka, bangsa Surma tetap tidak ingin berhubungan dengan bangsa barat. Bangsa Surma hidup berkelompok, dan kelangsungan hidup mereka bergantung pada peternakan. Dan mereka tetap bertahan selama berabad – abad, melewati jaman kolonisasi, perang dunia, hingga jaman perjuangan kemerdekaan.
Bangsa barat pertama yang pernah mengadakan komunikasi dengan mereka adalah beberapa dokter dari Rusia, yang oleh bangsa Surma dianggap sebagai mayat hidup karena warna kulit mereka yang berbeda. Dari dokter – dokter Rusia ini lah, bangsa Surma menggunakan senjata jenis AK-47 untuk melindungi hewan ternak mereka

9. Suku primitif Peru

20140418-143514.jpg
Masyarakat adat Peru terdiri dari sejumlah besar kelompok etnis yang berbeda yang telah mendiami negara Peru sebelum penjelajah Eropa menemukan negara ini.
Pada bulan Agustus 2013 terjadi kehebohan saat suku primitif Peru untuk pertama kali nya melakukan kontak dengan peradaban luar. Bermula dari sekelompok turis yang melakukan tur menjelajahi hutan di Peru, tanpa disengaja mereka justru bertemu muka langsung dengan suku primitif tersebut. Dari awal hingga akhir pertemuan tersebut terekam dengan jelas dalam video. Suku primitif tersebut mencoba berkomunikasi dengan para turis. Tapi dikarena kan suku primitif itu tidak mengerti sedikit pun bahasa Spanyol mau pun bahasa Inggris, mereka akhir nya meninggalkan “bangsa – bangsa modern” tersebut dalam keadaan kebingungan. Pemerintah Peru kemudian melakukan inspeksi, dan mereka akhir nya menyadari bahwa sekelompok turis tersebut telah bertemu dengan salah satu suku primitif yang tersisa yang tak diketahui oleh antropolog. Para ilmuwan sebetul nya telah berusaha menemukan keberadaan dari peradaban suku primitif ini selama bertahun – tahun tanpa mendapat kan hasil. Sedang kan para turis tersebut justru bertemu langsung dengan suku primitif itu tanpa usaha sedikit pun.

8. Bangsa penyendiri dari Brasil

20140418-143711.jpg
Bangsa ini terkenal sebagai bangsa yang paling terisolasi di muka bumi ini. Diyakini menetap di pedalaman hutan Amazon, suku ini sepenuhnya terdiri dari satu orang saja. Seperti hal nya Bigfoot yang misterius, suku ini mendadak menghilang ketika para ilmuwan nyaris menemukan keberadaan nya.
Diyakini bahwa manusia tunggal ini adalah manusia terakhir dari suku nya yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh pendatang. Dia sering disebut sebagai “Man of The Hole”, karena kebiasaan nya menggali lubang besar yang menjadi perangkap binatang buruan nya.
Dia adalah satu – satu nya orang di dunia ini yang tetap mempertahankan bahasa dan adat istiadat suku nya. Melakukan kontak dengan nya, bisa jadi bagaikan menemukan harta karun berupa informasi, setidak nya mengenai bagaimana cara dia bertahan hidup selama beberapa dekade hanya sendirian saja.

7. The Jackson White

20140418-143913.jpg
Selama tahun 1700-an, pemukim Eropa membentuk kolonisasi di pantai timur Amerika Utara. Pada masa ini, setiap suku yang berada di antara Samudera Atlantik hingga ke Sungai Mississippi telah masuk ke dalam daftar masyarakat yang dikenal. Semua suku… kecuali satu, yakni The Jackson White.
Mungkin pertanyaan yang paling membingungkan tentang klan Jackson Whites yang misterius ini bukanlah siapa mereka, tapi asal-usul legenda mereka.
Pada tahun 1790-an, sebuah suku yang sebelumnya belum pernah terdengar-dari penduduk asli Amerika berjalan keluar dari hutan hanya tiga puluh lima mil (56 km) dari New York City. Entah bagaimana mereka telah berhasil menghindari semua kontak dengan para pemukim, meskipun beberapa pertempuran terbesar dalam sejarah Amerika Serikat ; Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi terjadi tak jauh dari lokasi tersebut. Mereka menjadi dikenal sebagai The Jackson Whites, karena mereka memiliki warna kulit terang seperti hal nya warna kulit bangsa Eropa.

6. Bangsa Ruc dari Vietnam

20140418-144036.jpg
Perang Vietnam justru membawa manusia ke daerah – daerah yang sebelum nya terisolasi. Setelah salah satu serangan pengeboman terbesar yang dilakukan oleh Pasukan Amerika Serikat, tentara Vietnam Utara terkejut melihat sekelompok suku bermunculan dari hutan.
Kejadian tersebut adalah kontak pertama suku Ruc dengan peradaban modern. Karena setelah perang terjadi kerusakan hutan, suku Ruc memilih untuk tinggal di Vietnam yang modern. Namun nilai – nilai budaya mereka selama ratusan tahun, berbenturan dengan pemerintahan komunis Vietnam. Akibat nya suku Ruc sering terlibat pertikaian dengan pemerintah Vietnam.
Suku Ruc memanfaatkan sistem gua yang rumit sepanjang 17 wilayah yang terpisah. Banyak ruang – ruang gua yang masih belum terjelajahi hingga saat ini, di mana lokasi – lokasi tersebut hanya diketahui oleh penetua suku Ruc.

5. Suku Asli Terakhir dari Amerika

20140418-144200.jpg
Pada tahun 1911, penduduk asli Amerika yang terakhir merasa terganggu oleh pemukim, berjalan keluar dari hutan di California, dengan berpakaian khas suku nya dia ditangkap oleh polisi yang tertegun melihat nya. Namanya Ishi, dan dia adalah seorang anggota dari suku Yahi. Setelah diinterogasi oleh polisi, dengan bantuan seorang penerjemah dari perguruan tinggi setempat, diketahui bahwa Ishi adalah satu-satunya yang selamat dari serangan oleh pemukim tiga tahun sebelumnya. Setelah berjuang menghidupi diri sendiri, ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi orang lain untuk membantu nya.
Ishi berarti “manusia” dalam bahasa Yana. Antropolog Alfred Kroeber memberikan nama ini kepada orang itu karena tidak sopan untuk menanyakan nama seseorang dalam budaya Yahi. Ketika ditanya namanya, ia berkata: “Saya tidak punya, karena tidak ada orang yang memberi saya sebuah nama,”

4. Suku – suku Brasil

20140418-144354.jpg
Untuk alasan pengendalian populasi, pemerintah Brasil mencoba mencari tahu berapa banyak jumlah penduduk yang tinggal di daerah yang terisolasi di pedalaman hutan Amazon. Mereka menggunakan pesawat terbang yang dilengkapi dengan peralatan fotografi, dengan harapan dapat menghitung jumlah orang – orang yang berada di wilayah tersebut. Cara ini sering tidak mendapat kan hasil yang diharap kan, malah sering menghasilkan banyak kejutan.
Brasil adalah rumah terbesar di planet ini bagi suku – suku yang terasing. Diperkirakan saat ini sekitar 80 kelompok hidup di Amazon. Akibat tekanan atas eksploitasi tanah mereka, semua suku terasing sangat rentan mengalami serangan kekerasan (yang umum), dan wabah penyakit seperti flu dan campak.
Pada tahun 2007, saat pengambilan gambar rutin yang dilakukan oleh pemerintah, suku – suku terasing itu melancarkan serangan panah api ke pesawat yang dilengkapi peralatan fotografi. Dan pada tahun 2011, satelit menangkap beberapa bintik di sudut hutan Amazon yang dianggap tidak layak huni. Ternyata bintik tersebut adalah orang – orang, mungkin mereka adalah suku – suku terasing yang menetap di pedalaman hutan Amazon.

3. Suku – suku Papua Nugini

20140418-144545.jpg
Di Papua Nugini diperkirakan terdapat puluhan bahasa, budaya dan adat istiadat yang masih belum diketahui manusia modern. Namun karena sebagian besar medan belum dipetakan, dan karakter penduduk asli yang dilaporkan masih menganut kanibalisme, pedalaman Papua Nugini jarang dieksplorasi. Pada tahun 1961, Michael Rockefeller melakukan ekspedisi dengan tujuan menemukan beberapa suku yang hilang. Rockefeller, seorang jutawan asal Amerika Serikat, terpisah dari kelompoknya dan diperkirakan telah ditangkap dan dimakan oleh suku – suku pedalaman Papua Nugini.
Pulau Nugini adalah pulau terbesar ke dua di dunia, setelah Greenland. Pulau yang dipenuhi pegunungan dan daratan tropis ini menjadi milik dua negara ; Papua Nugini dan Indonesia.

2. Sembilan Pintupi

20140418-144722.jpg
Pada tahun 1984, sekelompok suku Aborigin yang tidak dikenal ditemukan di dekat pemukiman di Australia Barat. Mereka menyebut diri mereka sebagai Sembilan Pintupi oleh penutur bahasa mereka, mereka tinggal di tempat yang teririgasi dengan baik dan terdapat sumber makanan yang memadai. Sebagian besar dari mereka memutuskan untuk tinggal di kota – kota modern dan menjadi seniman, dan sebagian kecil memilih menetap di daerah asal mereka, Gibson Desert.
Sembilan Pintupi adalah sekelompok sembilan orang Pintupi yang hidup sebagai pemburu yang tinggal dikehidupan tradisional di Gibson Desert. Mereka kadang-kadang juga disebut sebagai “suku yang hilang”. Kelompok ini dipuji sebagai ‘pengembara terakhir’ dalam pers internasional ketika mereka meninggalkan kehidupan nomaden mereka pada bulan Oktober 1984. Mereka berkeliaran antara Danau Mackay, dekat perbatasan Teritorial Australia Barat-Utara, dalam keadaan telanjang bersenjatakan tombak kayu sepanjang 2 meter, pelempar tombak, dan bumerang yang diukir. Makanan mereka didominasi oleh goanna dan kelinci serta semak tanaman asli. Kelompok ini adalah keluarga, yang terdiri dari dua ibu (Nanyanu dan Papalanyanu) dan tujuh anak. Ada empat saudara laki laki (Warlimpirrnga, Walala, Tamlik, [1] dan Yari Yari) dan tiga saudara perempuan (Yardi, Yikultji dan Tjakaraia).

1. Suku Sentinel

20140418-144839.jpg
Suku Sentinel adalah suku yang terdiri dari sekitar 250 orang yang tinggal di Utara Pulau Sentinel, antara India dan Thailand. Tidak banyak yang bisa diketahui karena setiap kali mengetahui kehadiran orang asing mereka menyambut nya dengan serbuan hujan panah. Beberapa pertemuan damai dilakukan di akhir tahun 1960-an. Siapa pun yang mencoba untuk mendarat di pulau Sentinel hingga saat ini disaran kan untuk menuliskan surat wasiat atau pun permintaan terakhir. Sebuah tim dari National Geographic terpaksa kembali setelah anggota tim utama tertancap anak panah di pahanya, dan dua pemandu lokal tewas. Suku Sentinel juga memiliki reputasi hebat dalam bertahan menghadapi bencana alam. Misal nya saat kemampuan mereka dalam mengatasi ganas nya bencana Tsunami pada tahun 2004, yang mendatangkan mala petaka di Sri Lanka dan Indonesia.
Secara teritori pulau ini adalah wilayah kekuasaan India. Dalam prakteknya, Suku Sentinel menjalankan otonomi penuh atas urusan mereka dan keterlibatan pemerintah India dibatasi untuk pemantauan saja. Status pulau ini adalah de facto otonom. Dari tahun 1967, pemerintah India di Port Blair memulai program upaya menghubungi suku Sentinel, di bawah manajemen Direktur Kesejahteraan Tribal dan TN antropolog Pandit. Program ini terdiri dari serangkaian kunjungan yang direncanakan. Namun, program ini dihentikan pada akhir 1990-an setelah serangkaian pertemuan berakhir dengan pertikaian yang mengakibatkan kematian. Pada tahun 2006, pemanah suku Sentinel menewaskan dua nelayan yang sedang memancing secara ilegal dalam jangkauan pulau mereka. Para prajurit India kemudian dikirim untuk mengevakuasi mayat – mayat tersebut dengan menggunakan helikopter. Namun mereka malah diserang hujan panah oleh suku Sentinel.

sumber :
listverse.com, Ten Tribes That Avoided Modern Civilization by Evan V. Simon
Wikipedia
International Survival, Uncontacted Indians of Brazil
Weird N.J, History and Legends of The Jackson White
Globalwhisperer.com, Five of The World’s Most Isolated Civilizations
Smithsonian Magazine, Sleeping With Cannibals by Paul Raffaele


Leave a comment